BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Macam Syirkah
Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal
dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il mudhâri’),
syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau
temannya.[1]
Menurut arti asli bahasa Arab (makna etimologis), syirkah berarti campur.[2] Kata dasarnya boleh dibaca syirkah, boleh
juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut Al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ
al-Madzâhib al-Arba’ah, dibaca syirkah lebih fasih (afshah).[3]
Adapun syirkah secara hukum syara’ adalah suatu akad antara dua pihak atau
lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh
keuntungan.[4]
B.
Hukum dan Macam Syirkah
Syirkah hukumnya jâ'iz (mubah), berdasarkan dalil Hadis Nabi saw. berupa taqrîr
(pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada saat beliau diutus sebagai nabi,
orang-orang pada saat itu telah bermuamalah dengan cara ber-syirkah dan Nabi
saw. membenarkannya. Nabi saw. bersabda, sebagaimana
dituturkan Abu Hurairah ra:
قا
ل الله تعا ل انا ثا لث الشريكين ما لم يخن احد هما صا حبه فاذا خا نه خرجتت من
بينهما (رواه ابو داود والحا كم)
Artinya:
:
Allah SWT. Berfirman,”aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu, selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila salah seorang menghianatinya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim dan menyahihkan sanadnya).
Allah SWT. Berfirman,”aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu, selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila salah seorang menghianatinya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim dan menyahihkan sanadnya).
Berdasarkan kajian terhadap berbagai
hukum syirkah dan dalil-dalilnya, terdapat lima macam syirkah dalam Islam:
yaitu: (1) syirkah man; (2) syirkah inân (3) syirkah abdan; ; (4) syirkah
wujûh; dan (5) syirkah mufâwadhah. semua itu adalah syirkah yang dibenarkan
syariah Islam, sepanjang memenuhi
syarat-syaratnya.
a.
Syirkah man
Syirkah man adalah dua orang berkongsi dalam suatu urusan tertentu, tidak di
dalam semua harta mereka, misalnya bersekutu dalam dalam membeli suatu barang.
Hal demikian hukumnya boleh.[5]
b.
SYirkah inân
syirkah
antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memberi kontribusi kerja ('amal)
dan modal (mâl). Syirkah ini hukumnya boleh berdasarkan dalil As-Sunnah dan
Ijma Sahabat. Contoh syirkah inân: A dan B insinyur teknik sipil. A dan B
sepakat menjalankan bisnis properti dengan membangun dan menjualbelikan rumah.
Masing-masing memberikan konstribusi modal sebesar Rp 500 juta dan keduanya
sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut.
menurut
mazhab Maliki dan Syafi’i, syirkah ini syah dengan syarat modal keduanya satu
macam, lalu dijadikan satu sehingga tidak dapat dibedakan lagi mana barang
seseorang dan mana milik yang lain. Adapun kalau modal mereka sama tetapi salah
seorang diantara mereka mensyarakatkan supaya memperoleh lebih banyak laba ,
maka syirkah menjadi batal. Berbeda dengan pendapat Imanm Hanafi, syirkah
demikian adalah syah, meskipun yang mensyaratkan itu baru dalam masalah
perniagaan serta lebih banyak.[6]
Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd); sedangkan
barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modal
syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya (qîmah al-‘urûdh) pada saat
akad. Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
oleh masing-masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi modal. Jika,
misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian
sebesar 50%. Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam kitab Al-Jâmi‘, bahwa Ali bin
Abi Thalib ra. pernah berkata, "Kerugian didasarkan atas besarnya modal,
sedangkan keuntungan didasarkan atas kesepakatan mereka (pihak-pihak yang
bersyirkah)[7]
c. Syirkah
abdan
Syirkah 'abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing
hanya memberikan konstribusi kerja ('amal), tanpa konstribusi modal (mâl)
yang hasilnnya mereka bagi sama rata. Konstribusi kerja itu dapat berupa kerja
pikiran (seperti pekerjaan arsitek atau penulis) ataupun kerja fisik (seperti
pekerjaan tukang kayu, tukang batu, sopir, pemburu, nelayan, dan sebagainya).
Hukumnya adalah sah menurut Mazhab Maliki dengan syarat mereka harus berserikat
dalam satu pekerjaan dan disatu tempat. Menurut Mazhab Hanafi boleh saja
meskipun pekerjaan berbeda pekerjaan dan tempatnya. Mazhab Hambali membolehkan
dalam segala hal. Adapun pendapat Madzhab Syafi’i: Syirkah abdan adalah batal.[8]
d. Syirkah
wujûh
Syirkah
wujuh adalah berserikat dua orang terkemuka atau lebih untuk membeli suatu
barang perniagaan dengan harta yang ditangguhkan untuk mereka jual lagi dan
keuntungannya dibagi di antara mereka. Hukumnya adalah syah. Dengan syarat
tidak ada modal, dan salah seorang diantara mereka mengatakan kepada yang lain
“kami berserikat atas barang yang dibeli oleh salah seorang kita dalam suatu
tanggungn bersama. Contohnya,
e. Syirkah
mufâwadhah
menurut pendapat Mazhab Hanafi syirkah mufawadhah ialah dua orang berserikat
pada suatu usaha yang mereka miliki, seperti emas dan mata uang, dan harus
bersamaan modalnya. Oleh karena itu, menurutnya jika modalnya tidak sama
perkongsian menjadi tidak sah. Setiap keuntungan yang diperoleh salah seorang
diantara mereka menjadi milik mereka berdua, dan setiap hal yang dijaminkan
oleh salah seorang diantara mereka dari harta rampasan atau lainnya menjadi
penjamin dari yang lain.
Madzhab Maliki berpendapat: dalam syirkah muafadhah boleh tidak sama besar
modalnya, dan keuntungan dibagi meneurut perbandingan persentase masing-masing
modal yang ditanam. Masing-masing menjadi penjamin terhadap yang lain, tetapi
tidak dalam masalah rampasan. Tidak ada perbedaan antara modal yang ditanam
baik berupa barang maupun uang. Juga tidak dibedakan antara menjadikan
perkongsian tersebut semua harta yang dimiliki atau sebagiannya saja untuk
usaha, serta sama saja antara harta mereka apakah dicampur menjadi satu
sehingga tidak dapat dibedakan atau dapat dibedakan sesudah dicampur menijadi
satu, dan kekuasaan berada pada keduanya. Menurut pendapat Hanafi Syirkah
hukumnya tetap sah meskipun harta masing-masing perkongsian berada di tangannya
dan tidak dikumpulkan.
Adapun pendapat madzha Syafi’i dan Hambali bahwa syirkah demikian tidak
sah. Menurut mazhab Syafi’i: dan tidak ada perkongsian muafadhah (hukumnya
batal).[9]
Dari berbagai pendapat status hukum tentang macam syirkah diatas dapat
diperinci menjadi berikut:
Pendapat ulama
|
Syirkah Man
|
Syirkah Abdan
|
Syirkah Wujuh
|
Syirkah ‘Inan
|
Syirkah Muafadhah
|
Keterangan
|
Mazhab Maliki
|
Boleh
|
Boleh*
|
Batal
|
Boleh**
|
Boleh
|
* dalam satu
tempat dan pekerjaan.
** modal satu macam, dicampur dan keuntunganya sama rata.
|
Mazhab Hanafi
|
Boleh
|
boleh
|
Boleh
|
boleh
|
Boleh*
|
* Harus
sama modalnya
|
Mazhab Syafi’i
|
Boleh
|
Batal
|
Batal
|
Boleh*
|
Batal
|
*modal
satu macam, dicampur
dan keuntunganya sama rata.
|
Mazhab Hambali
|
Boleh
|
Boleh*
|
Boleh
|
boleh
|
Batal
|
*
dalam satu tempat dan pekerjaan
|
C. Rukun dan Syarat Sirkah
Rukun
serikat
·
Ada sighotnya (lafadz
akad)
·
Ada orang yang
berserikat
·
Ada pokok pekejaannya
Syarat
lafadz
Kalimat akad hendaklah mengandung arti
izin buat menjalankan barang perserikatan. Umpamanya salah seorang diantara
keduanya berkata: “kita berserikat pada barang ini, dan saya izinkan engkau
menjalankannya dengan jalan jual beli dan lain-lain” jawab yang lainnya, “ saya
seperti yang engkau katakana itu”.
Syarat menjadi anggota perserikatan
a)
Berakal
b)
Baligh
c) Merdeka
Syarat modal perkongsian
a) Modal
hendaknya berupa uang ( emas atau perak) atau barang yang dapat ditimbang atau
ditakar. Misalnya beras, gula dll
b) Dua
barang itu hendaknya dicampurkan sebbelum akad sehingga antara kedua barang
tidak dapat dibedakan lagi.[10]
BABA
III
KESIMPULAN
Secara etimologis syirkah berarti campur. Adapun syirkah secara hukum syara’
adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan
suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Syirkah hukumnya jâ'iz (mubah)
Berdasarkan kajian terhadap berbagai hukum syirkah dan dalil-dalilnya, terdapat
lima macam syirkah dalam Islam: yaitu: (1) syirkah man; (2) syirkah inân (3)
syirkah abdan; ; (4) syirkah wujûh; dan (5) syirkah mufâwadhah. Dalam macam
syirkah diatas terdapat persamaan dan perbedaan pendapat dalam memberikan
status hukum. Rukun serikat ada 3:
·
sighot (lafadz akad)
·
orang yang berserikat
·
pokok pekejaannya
sedangkan syarat syirkah masih dibagi
menjadi tiga yaitu: syarat lafadz, syarat menjadi anggota, dan
syarat modal perkongsian.
Syarat lafadz
Kalimat akad hendaklah mengandung arti
izin buat menjalankan barang perserikatan.
Syarat menjadi anggota perserikatan
·
Berakal
·
Baligh
·
Merdeka
Syarat modal perkongsian
-
Modal hendaknya
berupa uang ( emas atau perak) atau barang yang dapat ditimbang atau ditakar.
Misalnya beras, gula dll
-
Dua barang itu
hendaknya dicampurkan sebelum akad sehingga antara kedua barang tidak dapat
dibedakan lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Mazhab As-Safi’i, 1983, Al-Umm
(Kitab Induk), CV Faizan, Semarang.
Syaikh Al-‘Alamah Muhammad Bin
‘Abdurrahman Ad-Damasyqi, 2010, Fiqih Empat Mazhab, HASYIMI Press,
Bandung.
Taqiyuddin An-Nabhani,
1990, An-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm Cetakan IV, Darul Ummah,
Beirut.
Ahmad Warson Munawwir,1997, Al-Munawwir,
Pustaka Grafindo, Surabaya.
Rifai Moh dkk, 1978, Terjamah
Khulashah Kifayatul Akhyar, Toha Putra, Semarang.
Sulaiman
Rasjid, 1995, Fiqh Islam (Hukum Fiqh lengkap), PT Baru Algesindo,
[1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir (Surabaya:
Pustaka Grafindo, 1997), hlm. 715
[2] Moh. Rifa’i dkk, Tarjamah Khulashah
Kifayatul Akhyar, (Semarang: Toha Putra, 1978), hlm. 209
[3] Taqiyuddin
An-Nabhani,.. An-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm. Cetakan IV.( Beirut: Darul
Ummah. 1990), hlm. 58
[4] Ibid,...hlm. 146
[5] Syaikh Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimassyqi, Fiqih
Empat Mazhab, (Bandung: HASYIMI Press, 2011) hlm. 266
[6] Syaikh Muhammad bin ‘Abdurrahman
ad-Dimassyqi, Fiqih Empat Mazhab, (Bandung: HASYIMI Press, 2011) hlm.
267
[7]
Ibid,...hlm, 151
[8]
Ibid,.. Fiqih, hlm. 267
[9]
Al-Mazhab As-Syafi’i RA, Al-Umm, terjemahan Ismail Yakub,
(semarang: CV Faizan, 1983), hlm. 307
[10]
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh lengkap), (Bandung: PT Baru
Algesindo, 1995),hlm. 296
1 comments :
Mohegan Sun - Mapyro
The casino features over 2,000 slots 정읍 출장샵 machines, a variety of table games, a video poker 대구광역 출장샵 room, a bar, and 안동 출장안마 a restaurant 제천 출장마사지 onsite lounge. Rating: 2.9 · 강릉 출장안마 8 reviews
Post a Comment